Pages

Wednesday, April 15, 2015

Always Will Be













Our sun is set, our day is done, I'm left here wondering
Is this the end, my final words to you
Day turned to night and now you're gone, I'm left here pondering
Can this be true, are we really through

You were the wind beneath my wings
Taught me how to fly
With you I lived among the kings
How could this ever die

So I say farewell, I'm yours forever
And I always will be

We were one, we were all, we were the only
Future full of hope, nothing could stand in our way
But dreams can change, visions fall, I feel so lonely
I would walk through fire for just one more day

You were the angel of my life
Taught me to be free
Now I'm a stranger in your eyes
Walls are closing in on me

So I say farewell, I'm yours forever
And I always will be
Missing you, in my heart you are the one 
And you always will be

When I turn to the east, I see no dawn
But after darkness comes the light
When I turn to the west, the silent night hides all
Where is the light that shines so bright

So I say farewell, I'm yours forever
And I always will be
Missing you, in my heart you are the one
And you always will be
And you always will be
And you always will be
And you always will be
My little one you are
And you always will be


Songwriters
CANS, JOACIM ANDERS/DRONJAK, OSCAR FREDRICK
Published by
Lyrics © Warner/Chappell Music, Inc

Saturday, April 26, 2014

‘Al-Masih Bukanlah Putera Allah’


Tidak ada satupun yang mengetahui secara pasti tahun kelahiran ‘Al-Masih  putera Maryam, menurut catatan yang ada dalam Injil Lukas 2:1-20, ‘Al-Masih telah dilahirkan ketika diselenggarakan sensus penduduk diwilayah Syiria dan Palestina atas perintah Kaisar Augustus (27 SM - 14M) sekitar tahun 7 Masehi (759 Romawi), setelah Kaisar Herodes Archelaus (4SM - 6M) dipecat oleh pemerintah Romawi dan Yudea secara langsung dijadikan wilayah propinsi Roma.

Sebaliknya, Injil Matius, ‘Al-Masih  telah dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Herodes Agung (37 SM - 4M), ayah dari Kaisar Herodes Archelaus yang wafat pada tahun 4 SM (749 Romawi).
Kedua perbedaan riwayat kelahiran ‘Al-Masih  oleh Matius dan Lukas ini sangatlah tajam sekali dan tidak bisa dikompromikan. Salah satu diantaranya haruslah salah atau justru kedua-duanya salah semua, sebab tidak mungkin keduanya benar !

Read more

Monday, March 24, 2014

Cara Mengatasi Masalah




“Siapa yang tidak punya masalah? Pasti semua orang pernah mempunyai masalah. Artinya semua orang punya masalah. Jadi Anda tidak sendiri. Namun, bukan berarti masalah yang ada kita biarkan saja. Harus diselesaikan, kalau tidak… bahaya! 

Kita sependapatat bahwa semua orang memiliki masalah. Bahkan masalah itu terus berdatangan seiring dengan perjalanan hidup kita. Orang yang sukses, bukanlah orang yang bebas masalah, tetapi mereka yang bisa mengatasi masalah demi masalah yang terus datang silih berganti.
Mengabaikan masalah bisa membahayakan hidup kita. Masalah akan datang terus, jika satu masalah tidak segera diatasi, maka masalah yang kita miliki akan menumpuk, semakin lama semakin menggunung sehingga kita akan terjepit masalah. Oleh karena itu, salah satu life skill yang harus kita miliki ialah bagaimana cara mengatasi masalah. 

Wednesday, May 29, 2013

Berharap atau Berangan-angan

Baru saja, satu babak perjalanan hidup dari sebagian kita terlalui. Sebagian kita adalah pelajar-pelajar yang baru saja mengakhiri tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan dan akan mengawali jenjang yang baru.

Lulus ujian dengan nilai yang baik dan diterima di lembaga pendidikan selanjutnya adalah harapan dari sebagian kita. Diantara kita ada yang berusaha keras untuk mewujudkan harapan tersebut. Namun ada juga yang ‘sekedar berharap’ . Kita berharap lulus dan dapat melanjutkan pendidikan namun tak berusaha keras untuk mewujudkan harapan kita.
Sesungguhnya kita adalah perumpamaan hamba-hamba Allah dalam menyikapi rahmat Allah, ampunan-Nya, dan penerimaan-Nya terhadap amal ibadah. Hal ini berkaitan dengan ar-raja’, suatu akhlak hati yang mempunyai peranan penting dalam ibadah.

Al Quran Berbicara Mengenai “TELEPORTASI”


Teleportasi memiliki arti pemindahan sesuatu (materi) dari satu titik ke titik lain melalui sebuah proses penguraian dan pengembalian kembali susunan dari sesuatu tersebut. Kalau pernah menonton film Star Trek, Battle Star of Galactica, Time Tunnel, atau Time Machine, atau The One nya Jet Lee, pasti tergambar proses teleportasi, dimana sosok Capt.

Kirk dan Spok dapat berlanglang buana ke berbagai tempat di angkasa ini melalui mesin teleportasi. Atau tokoh Triple James yang berpetualang di antar galaksi dalam mencari tempat kehidupan baru bagi ras manusia, dengan menggunakan kendaraan berkecepatan cahayanya (teknologi warp). Atau Time Tunnel, dimana sekelompok manusia melewati lorong waktu berkelana ke dunia lain melalui lubang cacing (wormhole, istilah ilmiah/fisika untuk menjelaskan adanya lorong antar dimensi yang dapat menembus waktu dan ruang).

Dan terakhir Time Machine, dimana sosok Adam (tokoh dalam film) mencari pembalikan takdir untuk menjumpai istrinya kembali sebelum terjadi kecelakaan dan terjebak dalam beberapa zaman melalui mesin waktu ciptaannya. Ya…semua itu adalah sci-fi atau fiksi ilmiah yang akan menerbangkan imajinasi penonton berkenaan dengan waktu. Tetapi jangan lupa, dalam Al Qur’an pun membicarakan sesuatu tentang teleportasi ini…

Dalam Al Qur’an ada ayat yang membicarakan peristiwa teleportasi ini yaitu berkenaan dengan peristiwa pemindahan Singgasana Ratu Bilqis dari negeri Saba’. Dalam Qur’an Surat An Naml (27) ayat 38 – 40 yang artinya,

Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”, Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”,

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia“.

Ada dua tawaran untuk hal pemindahan singgasana Sang Ratu Bilqis, yaitu yang pertama dari bangsa Jin dalam hal ini diwakili Ifrit yang memiliki kemampuan melalui ilmunya (teknologi mereka) dapat memindahkan singgasana tersebut dengan hitungan waktu sesaat, yang digambarkan ‘sebelum Nabi Sulaiman as berdiri dari tempat duduknya’. Yang kedua adalah tawaran dari seseorang yang memiliki ilmu dari Al Kitab (apakah itu Kitab terdahulu dalam hal ini Zabur dan Taurat, atau kitab Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai saat itu). Ia mampu memindahkan singgasana dengan hitungan waktu yang lebih cepat dari tawaran Ifrit, yaitu dalam waktu sekejap yang digambarkan sebelum mata Nabi Sulaiman as berkedip. Subhanallah… .

Yang jadi pertanyaan adalah : apakah sang ilmuwan ini hanya mengandalkan doa semata-mata selayaknya kemampuan Allah mencipta dengan mengatakan ‘Kun’, ini mustahil. Atau hanya sekedar mengandalkan kekuatan doa agar dikabulkan Allah SwT untuk memindahkannya, ini pun mustahil. Mengapa? ini seolah Nabi Sulaiman as tidak memiliki kekuatan doanya secara langsung kepada Allah SwT sebagai seorang Nabi yang memiliki kedudukan khusus di sisi Allah yang justru jauh dari apa yang dimiliki oleh hanya seorang pembesarnya (menterinya) yang berilmu.

Demikian juga waktu yang dilakukan untuk berdoa dengan mata berkedip, lebih cepat mata berkedip. Apakah hanya mengatakan kata tertentu? Mustahil juga, layaknya sebuah sihir ‘abrakadabra’. Ilmu (teknologi) apakah ini? Yang jelas ini merupakan sebuah ilmu teknologi canggih yang terjadi pada saat itu dan tidak dapat dikuasai lagi di abad berikutnya. Mengapa? Karena Nabi Sulaiman as sendiri yang meminta melalui doanya, sebagaimana tercantum dalam Qur’an Surat (38) Shaad  ayat 35 yang artinya,

”Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.

Bayangkan bila teknologi itu dapat dikuasai pada saat ini… pasti semakin banyak kejahatan yang terjadi yang memanfaatkan teknologi tersebut. Dan untung hanya sebatas pada film-film sci-fi (sciencefiction). Atau akan menjadi kufur karena tidak percaya dengan apa yang sudah ditetapkan Allah (Takdir).

Teleportasi berikutnya dalam bentuk perjalanan atau transfer sesuatu

1. Peristiwa “al Maidah” permintaan Nabi Isa As kepada Allah SWT (QS. Al Maidah 5 ayat 114-115),

Isa putra Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama".

2. Peristiwa “al Maidah” Maryam binti Imron, ibunda Isa As yang kedapatan makanan di mihrabnya saat Zakariya as mengetahui keberadaan makanan tersebut (QS.Ali Imron 3 ayat 37),

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.


3. Peristiwa perjalanan Sulaiman As dengan menggunakan angin (QS.Saba 34 ayat 12),

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

4. Peristiwa teleportasi Isa as ke suatu tempat yang hanya Allah tahu dalam rangka penyelamatan Allah terhadap diri-Nya dari Fitnah. (QS. An Nisa 4 ayat 158 – 159),

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

5. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj nya Rasulullah Muhammad SAW (QS. Isra 17 ayat 1).

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Nah, peristiwa teleportasi ini jelas pasti berhubungan dengan masalah ‘waktu’ dan ‘tempat’, maka banyak sekali dalam Al Qur’an, Allah bersumpah dengan nama ciptaanNya agar supaya manusia memperhatikan ada apa dibalik nama ciptaanNya tersebut. Semisal ‘Demi Waktu Ashar’ , ‘Demi Waktu Fajar’, ‘Demi Waktu Dhuha’, ‘Demi Waktu Siang’, ‘Demi Waktu Malam’, dan masih banyak lagi yang berkenaan dengan waktu. Belum lagi berkenaan dengan sebuah peristiwa atau tempat-tempat tertentu.

Tidak lain adalah bagaimana kita sebagai manusia memperhatikan hal-hal demikian, ada rahasia apa di balik demikian. Paling tidak sebagaimana ujian teleportasi pada nabi Sulaiman as yang ia katakan adalah “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya dan kekuasaan-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar (akan nikmat-Nya dan kekuasaan-Nya), maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia“

Atau sebagai tolok ukur manusia untuk melihat perkembangan amaliyahnya ketika ia masih berada di dunia ini, sebagaimana apa yang di inginkan Allah SWT dalam QS. Al Mulk 67 ayat 2 yaitu

“(Dialah Allah) Yang menjadikan mati (peristiwa kematian) dan hidup (peristiwa kehidupan), supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Wallahu a’lam bish Shawwab.

Tuesday, April 16, 2013

‘Al-Masih Bukanlah Putera Allah’



Oleh : Armansyah
Tidak ada satupun yang mengetahui secara pasti tahun kelahiran ‘Al-Masih  putera Maryam, menurut catatan yang ada dalam Injil Lukas 2:1-20, ‘Al-Masih telah dilahirkan ketika diselenggarakan sensus penduduk diwilayah Syiria dan Palestina atas perintah Kaisar Augustus (27 SM - 14M) sekitar tahun 7 Masehi (759 Romawi), setelah Kaisar Herodes Archelaus (4SM - 6M) dipecat oleh pemerintah Romawi dan Yudea secara langsung dijadikan wilayah propinsi Roma.

Sebaliknya, Injil Matius, ‘Al-Masih  telah dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Herodes Agung (37 SM - 4M), ayah dari Kaisar Herodes Archelaus yang wafat pada tahun 4 SM (749 Romawi).

Kedua perbedaan riwayat kelahiran ‘Al-Masih  oleh Matius dan Lukas ini sangatlah tajam sekali dan tidak bisa dikompromikan. Salah satu diantaranya haruslah salah atau justru kedua-duanya salah semua, sebab tidak mungkin keduanya benar !
‘Al-Masih  didalam Bible digambarkan telah lahir dikota Bait Lahm (Betlehem), sekitar 6 mil sebelah selatan ibukota Jerusalem (Darussalam). Dan kelahiran ‘Al-Masih  ini menurut Al-Qur’an telah terjadi ditengah padang pasir yang terik dibawah rimbunan pohon Kurma yang menjadi santapan Maryam, ibunya. (Al-Qur’an surah 19:24-25).
"Maka dari dekatnya, Jibril telah berseru: Janganlah engkau (Maryam) berduka cita; sesungguhnya Tuhanmu telah menyiapkan bagimu sebuah mata sungai lalu goyangkanlah pohon kurma itu, disana dia akan berguguran buah-buahnya yang masak." (Al-Qur'an, Maryam 19:24-25)

Dari penjelasan Al-Qur’an ini bisa diambil kesimpulan, bahwa ‘Al-Masih  dilahirkan pada awal musim rontok (gugur), karena buah-buah kurma dapat berguguran kebumi, dan itu kira-kira tanggal 21 September hingga 21 Desember. 

Pada akhir musim rontok yaitu sekitar tanggal 21 Desember, dedaunan dan buah-buahan akan sudah habis berguguran (runtuh) sehingga tidak satupun yang masih terlihat pada pohonnya dan menunggu mulai musim dingin, yaitu tanggal 21 Desember.

Musim dingin di Palestina diakhiri dengan tanggal 21 Maret. Jadi Nabi ‘Al-Masih  telah dilahirkan pada musim gugur (rontok) yaitu kurang lebih pada bulan September atau Nopember, menjelang bulan Desember, yaitu buah atau daun-daun mulai bersemi kembali (musim dingin).
Karena ‘Al-Masih  lahir dan hidup dalam lingkungan bangsa Yahudi di Palestina yang meliputi wilayah Yudea bagian selatan dan Galilea bagian utara, maka amat penting untuk mengenal kehidupan ‘Al-Masih  dan masyarakat Yahudi dimasanya. Dia lahir dan hidup disaat Palestina dalam keadaan tidak tentram. 

Dari masa kemasa bangsa Israil (Yahudi) harus bertikai dengan bangsa lain. Setelah 40 tahun tinggal dipadang Tiah disemenanjung Sinai setelah Nabi Musa wafat sekitar abad ke-11 SM- Yoshua berhasil merebut wilayah Palestina dari suku Edom, Kanaan dan Filistin. Tetapi setelah Nabi Sulaiman putra Nabi Daud wafat (973 - 933 SM), Israil ditaklukkan oleh raja Sargon I dari kerajaan Asiyria pada tahun 722 SM. 

Kemudian Nebukadnezar dari Babilonia datang menaklukkan dan menguasai Yerusalem pada tahun 586 SM. Bait Allah yang dibangun dimasa pemerintahan Nabi Sulaiman dibiarkan utuh, tetapi harta wakaf yang tersimpan di Bait Allah dan harta kekayaan istana dirampas. Bangsa Yahudi melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Babilonia itu. Namun dalam melancarkan serangan balasannya, tentara Nebukadnezar telah menghancurkan Bait Allah berikut kota Yerusalem. 

Dan pada tahun 538 SM roda nasib kaum Yahudi berputar, Babilonia ditaklukkan oleh kerajaan Persi, dan Cyrus alias Koresi (550 - 530 SM) mengizinkan orang-orang Yahudi pulang ke Yudea untuk membangun kembali Bait Allah dan kota Yerusalem serta mengembalikan harta kekayaan yang dirampas oleh Nebukadnezar. Bekas tawanan Yahudi yang pulang kembali ke Yudea berjumlah 42.360 jiwa. Disamping membawa budak dan wanita sebanyak 7.337 jiwa. Didalamnya termasuk 200 laki-laki dan gadi penyanyi. Kafilah besar itu membawa 736 ekor kuda, 245 ekor bagal, 435 ekor unta dan 6.720 ekor keledai (Kitab Ezra 2:64-69) 

Sayangnya bangsa Yahudi tidak lama menikmati kekuasaan otonom dari pihak Persi yang raja-rajanya kala itu menganut agama Zarahustra, sebab Persi ditaklukkan oleh Alexander (337-323 SM) dari Macedonia pada tahun 322 SM yang menjadi raja Yunani tahun 323 SM dan berkelanjutan terus dibawah kekuasaan Yunani sampai tahun 168 SM dimana pecah pemberontakan total bangsa Yahudi dibawah pimpinan Makkabe bersaudara. 

Pada masa itu terbentuklah kerajaan Yahudi kembali dibawah dinasti Makkabe (168 - 63 SM), namun tidak berusia lama, karena pada tahun 63 SM, wilayah Palestina, Syiria dan Asia kecil ditaklukkan oleh Imperium Romawi. 

Sejak dibawah kekuasaan Imperium Romawi itulah sejarah bangsa Yahudi di Palestina diliputi kekacauan dan pemberontakan, disebabkan beban pajak yang teramat berat beserta penghinaan-penghinaan terhadap agama bangsa Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa as. 

Disebabkan penindasan bangsa penakluk selama berabad-abad dan silih berganti, maka mereka menyimpan dendam yang selalu membara dihatinya. Namun dalam kondisi yang sehitam-hitamnya, diantara mereka ada golongan yang mengharapkan datangnya seorang Musa baru beserta pendampingnya (seperti Harun), yang akan menghantam bangsa penjajah dan menghidupkan kembali ajaran-ajaran Allah. Dan Musa baru inilah yang disebut sebagai Mesiah atau al-Masih. 

Impian dan keyakinan bangsa Yahudi dari hari kehari dalam menantikan seorang Al-Masih baru terus berkembang dan mereka siap mengelu-elukan kedatangan Musa baru yang mampu membebaskan bangsa Yahudi dari cengkraman Imperium Romawi, dan mengembalikan kemegahan serta kejayaan nenek moyang mereka dimasa lalu, terutama dimasa-masa pemerintahan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. 

Sebagian besar harapan dan keyakinan akan datangnya Al-Masih untuk mengembalikan kemegahan Daud telah menyebabkan mereka berpendapat bahwa sang Mesias itu haruslah juga dari bibit dan benih Nabi Daud itu sendiri yang memiliki aliran darah pejuang dan bangSAWan besar. 

Nabi Daud dan Nabi Sulaiman telah terbukti mampu mengungguli seluruh kerajaan dunia dalam hal kekuatan dan kekayaannya; ketika seluruh kerajaan dunia takluk dan tunduk dibawah pemerintahan keduanya; ketika seluruh bangsa bertekuk lutut dibawah telapak kaki bangsa Yahudi sebagaimana yang juga dipaparkan oleh Al-Qur’an : 

maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kami lah yang melakukannya.. (QS. 21 Al Anbyaa:79) 

Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala. 

Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.  (QS. 34 Saba’ :12-13)

Namun bangsa Yahudi tidak pernah tahu bahwa sebelum Nabi Sulaiman wafat, dimasa awal pemerintahannya, beliau sudah bermunajat kepada Allah agar dilimpahkan kerajaan yang tidak akan pernah terulang lagi pada masa kapanpun itu, baik oleh orang-orang Yahudi maupun bukan.
Ia(Sulaiman) berkata:"Ya Tuhanku ! berilah ampunilah dan karuniailah untukku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha pemberi". (QS. 38 Shaad :35) 

Impian kaum Yahudi bahwa Al-Masih yang berupa perwujudan dari Musa yang akan mengantarkan bangsa Yahudi kembali menjadi bangsa besar dan pilihan itu tampaknya memang tidak akan pernah terwujudkan dalam sejarah peradaban dunia. 

Kisah lahirnya 'Isa putra Maryam secara ajaib telah menaruh satu prasangka tersendiri dalam kalangan umat Yahudi, mereka mencoba menghubung-hubungkan silsilah Maryam maupun Yusuf Arimatea (bapak angkat ‘Al-Masih  menurut versi Bible) kedalam garis keturunan Nabi Daud. 

Karena ulah kaum Yahudi tersebut, maka kacaulah sudah nasab ‘Al-Masih , Kembali terjadi konfrontasi antara Gospel of Luke dan Gospel of Matthew didalam menjabarkan silsilah sang Mesias, dimana Matius 1:6-16 telah menghubungkan ‘Al-Masih  dalam 26 generasi dari Nabi Daud dan mencuplik Ya'kub sebagai ayah dari Yusuf Arimatea serta menyilangkan nasabnya kepada Nabi Sulaiman, maka Lukas lebih frontal lagi, dalam pasal 3:23-31 dia telah menghubungkan ‘Al-Masih  dalam 41 generasi sebelum Daud dengan mencuplik Eli sebagai ayah dari Yusuf Arimatea dan mengambil silsilah dari Natan, saudara Nabi Sulaiman

Tentu saja hal ini telah menghancurkan sejarah suci sang Mesias itu sendiri, sebab bagaimanapun juga, ‘Al-Masih , bukan anak kandung yang terlahir dari darah dan daging Yusuf Arimatea bersama Maryam, sebab sebelum keduanya menjadi suami istri, Maryam sudah hamil karena kuasa Allah. 

"Ketika Malaikat berkata:"Wahai Maryam, sesungguhnya Allah mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan dapat satu kalimah daripadaNya, namanya al-Masih, ''Isa putra Maryam, yang mulia didunia dan akhirat dan seorang dari mereka yang dihampiri. Dan dia akan berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh"  (Qs. ali Imran 3:45-46) 

Ia (Maryam) menjawab: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh manusia ?". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia."  (Qs. ali Imran 3:47)

Pengertian kata "Kalimah/Kalam Allah" yang terdapat pada kitab suci AlQuran atau Hadits mempunyai beberapa arti, antara lain : 

Ujian
Sebagaimana dapat kita temukan dalam Surah Al Baqarah 124 Sbb :
Dan ketika Ibrahim diuji Tuhan-nya dengan beberapa Kalimah, lalu ditunaikannya. Ia berfirman : "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia !". Ia bertanya : "Dengan anak cucuku ?". Dia menjawab: "PerjanjianKu tidak akan mengenai orang-orang yang zhalim." (Qs. 2 Al Baqarah :124)   

Ketetapan
Kolu Bala Walakin Haqqot KALIMATUL 'azabi 'alal kafirin  Artinya : Tetapi telah pantas Kalimah atas orang-orang kafir ! (Qs. 39 Zumar: 71)

Ucapan, Omongan atau Kalam
Pengertian seperti ini bisa dijumpai pada hadist yang berbunyi :  "Jihad yang paling utama ialah Kalimah yang benar dihadapan penguasa yang zalim."
Kata "KALIMAH" dengan arti "Ucapan, Omongan atau Kalam" ada 2 macam pengertian, yaitu :  

1.Ucapan yang dimiliki oleh manusia disebut Kalimat Hawadis, artinya Ucapan Makhluk yang bersifat fana atau rusak.
2.Ucapan yang berasal dari Allah disebut Firman atau Kalam yang bersifat Qodim, kekal selamanya dan tidak akan rusak. Untuk lebih jelas, mari kita lihat langsung pada konteks ayat yang mengatakan bagaimana Isa dijadikan Allah, kita ambil Surah An-Nisa ayat 171 yang berbunyi : 

"Hai Ahli Kitab ! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu berkata atas Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, 'Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KalimahNya yang Ia berikan kepada Maryam dengan tiupan ruh daripada-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu berkata: "Trinitas", Hentikanlah ! Baik bagimu. Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak, kepunyaanNya-lah semua yang dilangit dan semua yang dibumi; Cukuplah Allah sebagai Pelindung." (QS. 4 An Nisaa’ :171) 

Kata "Al Qoha Ila Maryam" yang diartikan dengan Meniupkannya kedalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif (fi'il muta'addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita. 

Pada ayat ini, subyeknya adalah "Allah". Kata kerjanya ialah "alqo" (melemparkan).
Obyek penderitanya ialah "ha" (Kalimah).
Jadi sudah jelas, yang masuk kedalam tubuh Maryam itu adalah "Kalimah Hawadis" dan bukan "Kalam Qodim". Sebab, mustahil Allah memasuki tubuh Maryam. Seandainya peristiwa mustahil ini bisa terjadi, maka susunan kalimatnya memakai kata kerja intransitif (fi'il lazim) sebagai berikut : 

Wakola muhu yad ghulu fi Maryam Artinya: dan Firman-Nya memasuki tubuh Maryam
Sehingga nyatalah keterangan AlQur'an dalam hal ini bahwa Kalam Allah/Firman Allah itu tidak berarti Allah itu sendiri sebagaimana yang tertulis dalam Yohanes 1:1 dan 1:14 dan digembar-gemborkan oleh umat Kristen dengan perkataan bahwa AlQur'an mendukung keTuhanan Yesus alias Isa. 

Adapun juga peniupan ruh daripada-Nya sebagaimana yang telah terjadi pada Maryam itu adalah sama kejadiannya dengan tiupan ruh dari-Nya yang diberikan kepada Nabi Adam as.
Tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah !, maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya !" (Qs. 38 Shaad : 71-72)

Makanya, benarlah firman Allah berikut ini :
"Sesungguhnya perbandingan Isa disisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menjadikan dia dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya: "Jadilah !", maka jadilah dia.  (Qs. 3 Ali Imran :59)

Adam telah diciptakan oleh Allah tanpa ayah dan ibu, Hawa diciptakan tanpa ibu dan Isa diciptakan dengan tanpa seorang bapak. Sungguh, semuanya adalah hal yang mudah saja bagi Allah, Tuhan semesta alam. 

Dia mampu menjadikan sesuatu yang sebelumnya tidak ada, lalu diadakan-Nya, dibentuk-Nya dunia dan seluruh alam raya ini dengan kekuasaan-Nya, apakah kita mesti harus ragu dengan kebijaksanaan-Nya ? 

Orang yang menganggap bahwa kelahiran ‘Al-Masih  itu sebagai suatu keistimewaan tersendiri dan dikatakan sebagai kelahiran Tuhan, hanyalah orang yang memperbodoh diri mereka sendiri. Mereka membatasi ruang lingkup kekuasaan Allah sebagai Tuhan yang serba Maha. 

Tidak lain semuanya karena mereka itu tetap terpengaruh akan pemikiran orang masa lalu yang pengetahuan mereka akan peristiwa ilmiah ini amatlah dangkal, sehingga segala sesuatu itu senantiasa dikait-kaitkan dengan hal-hal yang irrasional. 

Apa yang terjadi dan dialami oleh Maryam ini sudah bukan pada tempatnya lagi untuk didongengkan oleh kaum Nasrani selama ini sebagai cikal bakal kelahiran seorang Tuhan atau anak Tuhan. 

Saya kutipkan dari Majalah Kartini no.5 tahun 1975 halaman 32 sbb :
"Pada tanggal 30 September tahun lalu, lahirlah anak perempuan saya melalui pembedahan Keizersnee, seorang bayi cantik gemuk dengan mata biru seperti mata saya, dengan rambut SAWo matang seperti rambut saya dan halus seperti kulit saya juga. 

Dokter spesialis mengatakan bahwa dia segera akan melakukan penyelidikan medis terhadap saya dan anak saya itu. Dan pada akhir Desember, dokter memberitahukan sesuatu yang penting kepada saya : "Nona Young," katanya: "Anda ini dapat dikatakan sebagai suatu keajaiban medis. Anda merupakan kejadian yang ketiga kalinya dalam sejarah ilmu pengobatan dimana dengan pasti dapat ditentukan tentang terjadinya suatu parthenogenese." 

Suatu PARTHENOGENESE ialah suatu kelahiran perawan. Seorang wanita menjadi hamil tanpa ada hubungan seks dengan seorang pria. Itu pernah terdapat di Jerman pada tahun 1945 dan sebelum itu juga di Brazilia. Didalam dunia hewan hal itu lebih banyak terjadi, namun pada manusia jarang sekali."

Akhirnya Allah SWT membukakan pintu kebenaran-Nya, bahwa apa yang telah dialami dulu oleh Maryam atas kelahiran ‘Al-Masih  adalah suatu hal yang bersifat alamiah dan bukan sesuatu yang istimewa sehingga harus dikabarkan bahwa bayi yang dikandung dan dilahirkan secara parthenogenese sebagai anak Tuhan, terbukti dengan adanya kelahiran-kelahiran serupa yang terjadi pada masa sekarang ini. 

Adakah kaum Nasrani pun akan mengatakan bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh para perawan tanpa adanya hubungan seks dengan laki-laki manapun alias secara Parthenogenese itu sebagai anak Tuhan juga sebagaimana halnya anggapan mereka terhadap diri ‘Al-Masih  alias Yesus The Christ ? 

Pada masa lalu, orang senantiasa takjub akan suatu peristiwa atau kejadian yang aneh-aneh, mereka senang terhadap yang sifatnya menghebohkan, sebab itu pula makanya Allah menurunkan Nabi dan Rasul-Nya dengan beragam mukjizat yang bersifat hebat dan mentakjubkan.
Tercatatlah kemukjizatan dari Nabi Ibrahim yang tidak mempan dibakar oleh api, Nabi Musa yang mampu membelah lautan dengan tongkatnya, dan dengan tongkat itu pula dia menghadapi tukang sihir Fir'aun, Nabi Sulaiman yang mampu menundukkan Jin dan manusia serta pandai berbahasa binatang, Nabi 'Isa putra Maryam bisa berbicara kepada manusia semasa dia masih dalam buaian ibunya serta mampu menghidupkan orang mati dan menjadikan burung dengan seizin Allah. 

Masih ada banyak lagi sederetan Nabi dan Rasul Allah yang membekal mukjizat yang dahsyat yang tercatat dalam al-Qur'an, tetapi jika kita simak lebih jauh lagi, ternyata Nabi-nabi dan Rasul tersebut tidak selalu berhasil dengan gemilang didalam dakwah kenabian mereka kepada umat. 

Semua mukjizat yang mereka punyai, cenderung dianggap sebagai suatu sihir yang mempesonakan. Untuk itu pada periode pengutusan Nabi Muhammad SAW selaku Nabi yang terakhir, Allah tidak hanya membekali beliau dengan mukjizat-mukjizat yang hebat sebagaimana yang dimiliki oleh Nabi-nabi-Nya sebelum itu, Allah telah menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebuah mukjizat terbesar sepanjang jaman. Sebuah muikjizat yang mampu menjadikan dunia terang benderang, mengantarkan kepada kebahagiaan manusia. Itulah dia yang bernama AlQur'an, yang dijadikan sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. 

Suatu kitab suci yang membuka diri untuk penelaahan ilmiah oleh para ahli dan kaum cendikiawan disetiap masa dan disetiap waktu, mukjizat yang akan abadi selama-lamanya.
Keadaan Maryam yang telah mendapatkan kedudukan terhormat dari Allah Swt, selaku wanita pertama yang melahirkan seorang Nabi dan Rasul melalui peristiwa parthenogenese pada masa lampau itu telah membuat banyak orang heran karenanya. 

Waktu itu masyarakat mengenal Maryam adalah seorang yang senantiasa beribadah kepada Allah dan tidak pernah dijamah oleh seorang laki-laki manapun, dia adalah seorang perawan. Lalu jika mendadak mereka melihat Maryam hamil dan melahirkan, timbul prasangka yang macam-macam terhadap diri Maryam ini, maka bertanyalah mereka kepadanya.
Hai saudara perempuan Harun !, bukanlah ayahmu seorang penjahat dan ibumu bukan seorang penzina". Maka ia (Maryam) menunjuk kepada anaknya. Mereka bertanya : "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang dalam buaian ?" Ia berkata: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab dan Dia menjadikan aku nabi.  Dan Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia mewajibkan aku sholat dan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Keselamatan atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku akan mati dan pada hari aku akan dibangkitkan dengan keadaan hidup." (Qs. 19 Maryam :28-33)
Pada ayat ke-28 surah 19 diatas ada disebutkan teriakan dari Bani Israil kepada Maryam dengan perkataan : "Hai saudara perempuan Harun !, inilah penjelasannya :
Nama bapak Nabi Musa adalah Imran, dan nama cucu Nabi Musa juga Imran. Dalam Al-Qur’an surah Maryam 28 diterangkan bahwa Maryam adalah saudara Harun (Ukhta Harun) : 

1.Dalam Bible, Yesus itu disebut 'Putra Daud', padahal antara Daud dengan Yesus itu berjarak 750 tahun, dan diselingi oleh beberapa keturunan Daud (Matius 1:1)
2.Maryam adalah anak perempuan Imran, cucu kesekian dari Musa.
3.Bapak Nabi Musa bernama Imran juga.
4.Dengan demikian, Maryam ibundanya Isa Al-Masih dapat disebut sebagai anak perempuan Imran, seperti Yesus disebut sebagai anak Daud.
5.Jika Maryam ibunya nabi Isa dapat disebut anak perempuan Imran, dengan sendirinya Maryam dapat disebut 'saudara Harun', karena Harun itu adalah anak laki-laki Imran.
Begitulah, salah satu mukjizat tanda kenabiannya sudah diperlihatkan oleh Allah dengan diberikan-Nya kepada Isa kuasa untuk dapat berbicara kepada umatnya sewaktu ia masih dalam buaian ibunya, Maryam. 

Tapi apa yang terjadi kemudian, umatnya malah menjadi ingkar, bahkan berita keajaiban kelahiran 'Isa dan mukjizatnya yang dapat berbicara ketika masih dalam buaian ini telah dianggap sebagai menjelmanya Tuhan dalam perwujudan manusia. 

Apa yang terjadi pada Bani Israil ini sungguh suatu kekejian terhadap Allah. Merasa umatnya semakin ingkar dan mendakwakan yang bukan-bukan pada dirinya serta ibundanya, yang membuat Allah telah meminta pertanggung jawaban darinya atas hal yang demikian, maka Isa menampik sendiri semua berita bohong tersebut. 

Dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan kebijaksanaan (Hikmat) untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwakah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, oleh itu sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus." (Qs. 43:63-64)
Al-Qur’an mengangkat derajat Maryam sebagai seorang wanita yang suci (lihat Al-Qur’an surah ali-Imran (3) ayat 42) dan menisbatkan silsilah ‘Al-Masih  kepada nasab ibunya, Maryam, tanpa harus menghubung-hubungkan silsilah 'Isa kepada Daud, Sulaiman, Natan dan Yusuf Arimatea apalagi harus menghubungkannya selaku keturunan dari Tuhan !